Who's Following Me?

Minggu, 06 Oktober 2019

KENAPA?


"Kenapa, Nduk?"

Hanya beberapa jam sebelum saat bahagianya, Laksmi masih saja menerima pertanyaan tersebut dari ibunya sendiri. Rasanya sudah beribu jawaban dituturkan pada mereka yang terus bertanya. "Salahkah aku memilihnya?", pikir Laksmi gamang.

Kisah mereka berdua memang tidak seperti kebanyakan pasangan muda saat ini. Mereka tidak baru saja bertemu, kemudian berkenalan dan melanjutkan ke jenjang berikutnya. Laksmi telah mengenal lelaki itu di separuh kehidupannya. Mas Aryo. Begitu Laksmi menyapanya dengan takzim. Seumur hidup, pria ini hanya dekat dengan dua perempuan. Ibunya dan Laksmi sendiri. Sosok yang santun dan bertanggung jawab, serta tidak banyak bicada membuat Laksmi merasa nyaman saat bersamanya. 

"Kenapa, Mbak?", pertanyaan itu lagi. Kali ini terlontar dari bibir adik sepupunya, Ayu. "Bukankah mengenalnya selama belasan tahun, sudah cukup untuk menjadi alasan?", Laksmi kembali meneguhkan hatinya.

Untuk ukuran seorang pria berperangai sederhana, Aryo jauh melampauinya. Tidak usah berbicara soal fisik karena itu akan termakan usia. Tapi perempuan mana yang tidak tergiur dengan tubuh kekar? Juga tatapan mata yang tajam, seolah menyiratkan beratnya beban kehidupan. Kemampuannya? Ah, tidak mungkin ia lulus magister dengan beasiswa penuh jika tidak berkemampuan. Dengan gelar yang ia miliki, tentu saja mudah untuknya memiliki posisi tinggi di pekerjaan. "Lalu apa lagi yang salah?", pikir Laksmi. Masih heran dengan sikap keluarga besarnya.

Saat yang dinantikan Laksmi pun tiba. Sesudahnya mereka melakukan salah satu tradisi turun menurun. Sungkeman. Secara bergantian Laksmi dan Aryo bersimpuh di hadapan orang tua serta mertua mereka. Dan kini giliran Laksmi yang memohon doa restu pada satu - satunya mertua yang ia miliki.

"Terimakasih, Bu... sudah merelakan Mas Aryo untuk menjadi pendamping hidupku", bisik Laksmi lirih.
"Non, Mbok..."
"Ibu...", Laksmi menyela. "Kini aku adalah menantumu."

#Writober
#RBMIpJakarta
#Ibuprofesionaljakarta

4 komentar :

Terimakasih untuk yang sudah membaca atau sekedar melihat tulisan ini.

Mari budayakan memberi apresiasi pada penulis dengan berupa sebuah komentar :)