***
Epilog
Setelah hari dimana mereka
berdua kembali, hubungan antara keduanya juga berlanjut. Walaupun pemulihan Ara
berlangsung lebih lama dari yang seharusnya, tetapi Reza tetap menemani. Begitu
pun dengan Reza, dengan ARV* yang saat ini selalu ia konsumsi, kondisinya berangsur-angsur pulih.
Hari
ini sudah enam bulan sejak peristiwa tersebut. Reza sedang bersiap untuk hari
bahagianya. Pun begitu dengan Ara. Ya! Mereka akan melangsungkan pernikahannya.
“Tak perlu ada proses lamaran bu, kami sudah yakin kok” ujar Ara saat ditanya
ibunya mengenai proses lamaran. Baginya proses tersebut sudah terjadi saat
mereka sama-sama koma.
Pukul
9 tepat. Reza beserta ibunya dan Lala tiba di kediaman keluarga Kusuma. Reza
tersenyum saat mengingat kisah cinta masa kecilnya yang berakhir di halaman
rumah itu. Tapi kini, dua puluh tahun kemudian justru dirinya yang mendatangi rumah
itu lagi dan membuat kisah cinta baru.
Upacara
pernikahan itu berlangsung dengan khidmat. Saat ijab kabul diucapkan dengan
lantang oleh Reza, air mata bahagia Ara sudah tak dapat terbendung lagi. Dalam
benaknya terlintas peristiwa-peristiwa sebelum pernikahannya ini. Kisah cinta
masa kecilnya dengan Reza, perpisahan yang berujung kehancuran dirinya, kisah
cinta dengan lelaki-lelaki pelampiasan cintanya, hingga kecelakaan yang
menyatukan kembali dirinya serta Reza, juga janji yang sekarang sudah dapat ia
tepati kepada Lala.
Keduanya
kembali ke dalam realita. Waktunya Reza memasangkan cincin di jari manis Ara,
dan begitu pun sebaliknya. Kemudian Ara mencium tangan suaminya itu, lalu Reza
mengecup kening Ara. Tanpa sadar air mata keduanya mengalir bersama dan menyatu
bagai hati mereka. Mereka berpelukan bagai sepasang kekasih yang tengah melepas
rindu.
“Thanks for comeback, Za” bisik Ara
“You too, Ra” bisik Reza.
*Antiretroviral (terapi untuk ODHA)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Terimakasih untuk yang sudah membaca atau sekedar melihat tulisan ini.
Mari budayakan memberi apresiasi pada penulis dengan berupa sebuah komentar :)