Who's Following Me?

Sabtu, 25 Januari 2014

Second Chance 2/6

22 Januari 2014

Mimpi buruk memaksa Ara untuk terjaga dari tidurnya. Suatu mimpi dimana ia terlempar beberapa ratus meter dari sepeda motor yang dikendarainya. Tubuhnya terhempas di trotoar berbatu dengan kondisi menelungkup, tampak jelas disana cairan merah pekat mengalir dari pelipis.
Ara bergidik menyadari bahwa mungkin saja mimpi itu adalah kenyataan yang akan menimpanya. Well, itu biasa terjadi kan? Kamu bermimpi dan mimpi itu jadi kenyataan. Ara mencubit lengannya sendiri untuk memastikan bahwa ia hanya bermimpi. Seharusnya sakit, tapi kenyataannya terasa sedikit pun tidak. Aneh.
Ara memutuskan untuk tidak terlalu peduli dengan keanehan tadi, ia pikir lebih baik mencari tahu dimana ia berada. Tempat ini juga sangat aneh serta asing, entah mengapa dibatasi dengan tirai-tirai berwarna hijau pupus. Wait, sepertinya ini tidak asing. Bangsal rumah sakitkah? Astaga! Jadi kecelakaan itu benar-benar terjadi. Ara menatap nanar tubuh yang tergolek lemah di atas tempat tidur. Mirip sekali dengan diriku, pikirnya. Cairan berwarna merah pekat, merembas dari balik perban dikepala gadis itu. Pembuluh darah ditangannya tersambung dengan infus bercairan bening.

“INI TIDAK MUNGKIIIIIIIN”


Jeritan Ara seharusnya dapat membangunkan seisi rumah sakit, tetapi bahkan gadis tersebut pun tidak berkutik.

“Jadi gadis itu adalah aku, lalu siapa aku ini?” tanya Ara lirih dan lebih kepada dirinya sendiri.

“Kamu adalah dia. Dan dia adalah kamu” suara itu terasa berat serta menyeramkan dan seperti berasal dari tempat yang jauh.

“Siapa kamu?!” teriak Ara.

“Hey, tidak perlu berteriak seperti itu...” suara berat tadi mulai melunak. “Tenang saja, aku tak bermaksud menyakitimu” kemudian suara tadi mulai menampakan wujudnya. Seorang laki-laki yang kelihatannya sebaya dengan Ara.
“KAMU??? HUAAAAA ADA HANTUUUUU!!!” jerit Ara seraya berlari meninggalkan cowok tersebut.

“Dasar aneh!” umpat laki-laki tadi “Dia kira dia siapa, huh!”

Kemudian tiba-tiba saja ia sudah menyejajari langkah Ara.

“Hey, berhenti! Dengar, aku bukan hantu. Aku sama sepertimu. Percaya padaku, oke?”

“Malaikat? Kamu menemuiku untuk mengajakku pergi kan? Aku tak mau! ” tutur Ara polos.

“Sudah kukatakan, aku sama sepertimu. Hmm... kita belum berkenalan, aku Reza. Namamu Paramita Kusuma kan?”

“Darimana kamu tahu namaku?! Ya, tapi cukup Ara saja” ketakutan menyergap Ara.

“Hahaha... tadi aku melihat papan nama di ranjangmu, Ra”

“Hmmm ucapanmu tadi, apa maksudnya?”

“Aku sama sepertimu? Ya, kita berdua sama”

Ara menatap Reza dalam, masih bingung atas maksud Reza tadi.

“Kamu tak paham ya? Ikuti aku, aku akan menjelaskan semuanya” ajak Reza akhirnya seraya berjalan meninggalkan Ara.


“Kita mau kemana?” tanya Ara heran.

*Tulisan ini diikut sertakan dalam give away kasihelia.com : Gerakan Menulis #CintaiHidup

2 komentar :

Terimakasih untuk yang sudah membaca atau sekedar melihat tulisan ini.

Mari budayakan memberi apresiasi pada penulis dengan berupa sebuah komentar :)