![]() |
source |
Mutiara’s
POV
Bertemu dengannya adalah hal yang paling menyenangkan.
Ya, kalian tau rasanya mencintai bukan? Sangatlah indah. Seperti melihat bunga
yang bermekaran, atau saat air hujan turun di musim kemarau atau pula, bintang
yang jatuh saat ada satu permintaan. Yang jelas sangat menyenangkan.
Dia adalah Gabriel, sahabatku. Hmm… lebih tepatnya,
dia kakak kelasku yang menjadi sahabatku. Kepribadiannya itu cukup
menyenangkan. Ia ramah, baik dan sangat melindungiku. Dia juga bisa ku
andalkan. Dia selalu bisa membuatku tertawa disaat aku hampir menangis, atau
membuatku marah disaat aku sedang bosan. Tak jarang pula, ia sering membuatku
merasa menjadi seorang perempuan di hadapannya. Astagah! Lelaki itu menguras
isi fikiranku. Aku tidak tahu apa yang aku fikirkan.
“Hai Tia.” Sapanya pada pagi yang cerah. Aku pun tak
mau kalah oleh sang mentari, aku memberikannya senyum yang lebih cerah dari
mentari. Ia duduk disampingku dan mengambil segelas softdrink. Aku pun meminum jus jeruk kesukaanku.
“Nanti, pulang sekolah mau kemana?” Tanya Gabriel, aku
berfikir sesaat. Mencoba meyakinkan diriku, hari ini aku tidak punya janji
dengan siapapun. Setelah yakin, aku menggelengkan kepalaku dan menatapnya.
“Mau jalan?” aku sedikit tidak percaya, tapi… aku
sangat senang, biasanya kami hanya menghabiskan waktu disekolah. Dan akan
berpisah di rumah. Itu pun, jika dia mempunyai waktu untuk mengantarku. Ia
segera menganggukkan kepalaku dan tersenyum manis.
***
Dulu, aku berfikir, naik motor itu menyebalkan.
Membuat rambutku kusut dan panas. Tapi, duduk di motor ninja Gabriel, sangatlah
berbeda. Tiupan angin membuatku bahagia, hembusannya yang mempermainkan
rambutku pun, terasa sejuk dan membuatku cukup nyaman. Hah, udaranya sangat
indah.
Motor Gabriel berhenti di sebuah taman, cukup sejuk
dan indah. Astaga, apakah ia akan menyatakan cintanya padaku? Tempat ini sangat
indah, sungguh-sungguh indah. Bunga-bunga bermekaran, kupu-kupu yang
berterbangan dan, air mancur yang di kelilingi bunga. Sungguh, aku tak bisa
membayangkan apa-apa lagi.
Tangan Gabriel menarik lembut tanganku dan
berjalan-jalan di tengah taman indah ini. Sungguh menyenangkan, sesekali ia
bercanda dan berbicara hal aneh padaku. Mataku liar mengelilingi tempat ini,
Gabriel kembali dengan dua bungkus ice
cream yang terlihat lezat dan menggiurkan. Gabriel memberikan satu untukku,
kemudian ia mengajakku duduk disalah satu kursi yang tersedia.
"Tia" panggil Gabriel. Tiba-tiba saja
tangannya telah menggenggam tanganku. "Aku suka kamu"
What? Dia--seorang gabriel-- juga suka sama aku?
Aku menghembuskan nafas panjang. Gabriel menatapku,
tatapan itu seolah berkata 'maafkan aku'
Maaf? untuk apa?
"Gabriel' takut-takut aku sentuh lengannya. Bagai
tersetrum, sekujur tubuhku mendadak 'mati rasa'. "Aku... aku... aku juga
suka sama kamu..."
"Lalu?" kejar Gabriel.
"Aku tak bisa..."
"Tapi kenapa?"
***
Gabriel’s POV
Flashback on...
Hufh lagi lagi satnight!
Gak tau kenapa belakangan ini gue selalu benci dengan malam minggu. Hmmm
baiklah.. baiklah... gue akan mengakuinya. Well beberapa bulan ini gue emang
lagi single. Jadi agak sensi kalo denger kata 'pacar', 'jomblo', en 'satnight'.
Pacar. Keki gak sih lo saat lo lagi single, dengan santainya temen lo cerita
abis cipokan sama pacarnya? Serasa pengen ngerontokin semua giginya saat itu
juga!
Jomblo. Wel,l
itu adalah kata paling menyakitkan buat kaum fakir asmara.
Dan satnight.
Satnight itu kan identik dengan
umm... orang pa... aduh.. caran
Seperti biasa, kalo satnight gue bakal tidur jam 9 teng. Tapi baru aja gue mau
siap-siap ke pulau kapuk, nenek sihir paling cakep sedunia yang anehnya gue
sayang mulai teriak-teriak gak jelas.
"Kakak! Kakak!" suara cemprengnya memekakan
telinga gue. Buk.. Buk... Buk... kayaknya dengan sekuat tenaga dia ketuk pintu
kamar gue.
"Berisik!"
"Gabriel buka pintunya, Nak!"
Ckck
apa pula dia? bawa bawa mommy segala! Dengan terpaksa gue
buka pintu kamar.
"Kenapa mom?" tanya gue tanpa semangat sama
sekali.
"Itu adikmu ada reuni sama teman-teman SDnya.
kamu anterin ya?"
Gue melirik Angelina a.ka Angel (Yes! Namanya gak sesuai sama kelakuannya) yang udah dandan heboh.
Dress kuning dipadu dengan legging
merah dan boots berwarna senada. Sebentuk senyum tercetak di bibir mungilnya
yang dirias gak kalah heboh. Matanya menatap gue penuh harap. Dasar bocah!! Tau aja sih kelemahan gue.
Walaupun dengan bersungut-sungut akhirnya gue masuk
kamar juga. Ambil jaket sekenanya en kunci motor.
"Pake jaketnya, udah malem. Gak bagus cewek kena
angin malem" ujar gue dingin.
"Naik motor? bisa rusak dandanan gue!"
protes Angel.
"Ck masih bagus gue anterin"
Angel cuma bisa mendengus, mungkin dalam benaknya ia
juga membenarkan perkataan gue.
***
Aaaaaaaargh..... gue bosan! Sudah dua jam lebih
setelah kita sampai. Angelina langsung gabung sama temen-temennya. Sedangkankan
gue cuma bisa jadi kambing congek. Tak satu pun dari mereka yang gue kenal. Gue
harus keluar dari sini! lima menit lagi gak keluar gue pasti bakal mati bosan.
Tapi tunggu kayaknya gue kenal sama satu sosok itu.
"Gabriel?" sapa seseorang dihadapan gue.
"Tiara? Ngapain lo disini?"
Dia adalah Tiara, sahabat gue dari zaman kuda gigit
besi #eh
"Nemenin abang gue, elo?"
Nemenin
adek gue. "Nemenin temen gue!"
"Hahaha kok bisa samaan gini sih"
"Kita kan jodoh" gue tersenyum menggoda.
Pipi Tiara memerah karena malu. Bikin gue gemes aja.
Jadi pengen nyubit deh.
"Gabriel, pulang yuk" tiba-tiba saja suara
cempreng itu memenuhi telingaku lagi.
Angel menggenggam tangan gue erat dan menggiring ke
tempat parkir.
Astaga! gue belum pamit dengan Tiara.
***
Mutiara’s POV
Dear Diary,
Tadi di acara reuni sekolah abang, aku bertemu
Gabriel. Kau tau kan? Gabriel. Cowok pertama yang bisa mengisi hatiku. Cowok
pertama yang berhasil mebuatku lupa makan... lupa tidur... bahkan lupa mandi
karna memikirkannya.
Diary,
Tadi aku melihatnya. Cewek itu menggenggam tangannya
dan membawanya menjauhiku. Tanpa kata ia meninggalkanku sendirian. Ia pergi
bersama cewek itu. Ku pandangi kepergian motor ninja itu tanpa kata. Tak
kuhiraukan air mata yang mulai menetes. Satu-satunya yang ada dibenakku hanyalah
sakit hati!
Diary,
AKU, SEORANG MUTIARA ANINDYA CEWEK YANG TEGAR SAAT INI
TENGAH PATAH HATI!!!
Flashback
off…
***
"Tapi kenapa?" tanya Gabriel.
"Maafkan aku..."
"Tia, kenapa?"
"Aku tau kau telah memiliki kekasih Gabriel"
"Kekasih? No... no... no... Aku single Tia"
"Lalu, waktu di reuni kemarin?"
"Astaga!! Itu Angelina. Dia adikku Tia"
"Benarkah?"
"Iya. Aku gak boong Tia. Jadi karna itu? Hahaha
Tia... Tia..." Gabriel tertawa terbahak-bahak. Aku hanya dapat tersenyum
melihat tingkahnya.
Gabriel menguasai diri dan menghentikan tawanya.
"Tia... kita ulangi? Oke?"
Perlahan ia berlutut dihadapanku. Ditangannya terselip
bunga mawar yang entah ia dapat darimana.
Apa yang akan dilakukannya?
"Mutiara Anindya, will you be my girlfriend?"
"Are you
sure?" tanyaku tak percaya.
"Yeah, I'am
sure" ia menatapku. Tatapan itu bagai mencerminkan seberapa dalam rasa
cintanya padaku.
"Mutiara, will
you be my girlfriend?" tanyanya lagi.
Aku menghembuskan nafas panjang. Dan memberikan
sebentuk senyum termanisku. "Yes, I
will..."
Gabriel memelukku erat dan membisikkan sesuatu.
"Will you
marry me?"
"What???"
teriakku histeris.
Sedangkan Gabriel tergelak melihat tingkahku.
"Mau gak?" tanyanya. Pipiku bersemu merah.
"Hahaha sampai merah gitu pipinya. Ya gak
sekaranglah, tapi nanti. Dan nanti harus mau!"
Aku mendekatkan bibirku ke telinganya. "Yes, I will" bisikku tanpa kentara.
Kak vanka ini cerita yg ada di grup itu kan?
BalasHapusKerennn!!! Lanjut kak aku tunggu :)
huaaah ini kan cerpen say :p
Hapusciye langsung marry me:3
BalasHapuscieee vanka cieeee :p
BalasHapuscieee om shakti cieee
Hapusbagus, tapi itu kata ganti orangnya ada dua aku dan gue
BalasHapusmohon kunjungan baliknya ya http://mulyani12.blogspot.com
aku buat yang cewek, gue buat yang cowok :)
Hapusini itu harapan penulis yg ditulis jadi cerpen gitu ya? jujur loh haha :p
BalasHapuskyaaa bukan, murni fiksi kok
HapusMayan, dapet pencerahan. Salam kenal. :D
BalasHapuswuih pencerahan haha. salam kenal juga :)
HapusBagus, cuman kadang-kadang kesalahan pemakaian tanda baca agak mengganggu, Kak. :)
BalasHapushehe masih belajar nih buat yang kek gitunya :D
HapusPOV itu apasih. duh, aku kudet
BalasHapusini dari pengalaman bukan? haha
cara menceritakan dari dua sudut pandangnya udah asik. ditunggu karya selanjutnya ya
pov iyu sudut pandang kak. hahaha murni fiksi kok.
Hapus*itu
HapusPOV itu Part Of Voice
Hapuspov itu point of view -_-
Hapuskeren, euy.. salam kenal. :D
BalasHapusmakasii, salam kenal juga ya :)
Hapusceritanyaa bagus... saya sukaa :D ... lanjut terus yaaa... salam kenal :)
BalasHapusmakasih udah suka kaaak :3 mampir ke cerita yang lain yuk ;)
HapusAhhh bagus cerita nya , walau di tengah agak kurang nyambung :)
BalasHapusyang kurang nyambung bagian mananya ya? :)
Hapuskok jadi galau begini sih :'( jgn lupa follow balik ya :D
BalasHapuskok galau? kan happy ending ceritanya :p
Hapusbaguuuus. saya suka saya suka. suka Gabriel juga. haha ;) aku juga punya cerpen, silahkan mampir ;)
BalasHapusmakasih kaaak :3 nanti aku mampir ya :D
HapusWohooooo~ cieeeeee. cieeee, cieeeee.
BalasHapusVan, bagus van! :)
sabiiil hahaha makasiii :)
Hapus