Who's Following Me?

Selasa, 20 Oktober 2020

Titik

Stigma negatif bukan hal baru untuk seorang Jani. Bahkan dapat dikatakan bahwa itu adalah makanannya sehari-hari. Menjadi orang tua tunggal di usia yang masih belia tentu bukan suatu hal yang mudah. Belum lagi fakta bahwa ia sendiri tidak tahu siapa ayah dari bayinya itu.

Semula Jani menyalahkan keadaan. Rumah tangga orang tuanya yang jauh dari kata harmonis. Hingga abang dan adiknya yang terjerembab ke lubang hitam dunia malam. Jani pun mengekor tidak lama setelahnya. Dan di sanalah ia mengenal Adit, sosok penuh kasih yang selama ini tidak pernah didapatkannya.

Jani seperti menemukan titik balik dalam kehidupannya. Ia memilih untuk keluar dari rumah dan tinggal bersama Adit. Bersenang-senang dan berpesta pora, hanya dua kata itulah yang dapat menggambarkan kehidupan Jani saat ini. Bahkan seolah masuk ke dalam club di hari Jumat malam dan keluar di Senin pagi menjadi hal yang biasa untuknya.

Semua terus berlanjut hingga pada suatu malam, ia bertengkar hebat dengan Adit. Sehingga Jani memutuskan untuk pergi sendiri ke club dan menenangkan diri. Namun naas, dalam kondisi mabuk, beberapa lelaki tidak dikenal melecehkannya. Dan akibatnya Jani pun berbadan dua. Ia meyakinkan Adit bahwa ini adalah buah cinta mereka. Walaupun ia sendiri tidak yakin dengan hal itu.

Adit kemudian menikahi Jani dengan terpaksa. Selama ini ternyata ia hanya menginginkan tubuh Jani saja. Dan tubuh wanita hamil tentu tidak menarik perhatiannya. Pertengkaran demi pertengkaran mewarnai rumah tangga mereka. Kata orang, pertengkaran ibarat bumbu dalam masakan, ia memberikan kelezatan tersendiri. Namun sesuatu yang berlebihan tentu tidak akan berdampak baik.

Begitupun dengan hubungan Jani dan Adit. Puncaknya pagi itu, saat Adit baru kembali dari pekerjaannya. Jani menyayangkan ketidakhadiran Adit saat dirinya sedang mual hebat karena kehamilannya itu. Adit pun memutuskan untuk mengakhiri rumah tangga yang masih seumur jagung.

Semula kepergian Adit menjatuhkan mental Jani. Ia terus menyalahkan keadaan, bahkan mencoba untuk mengakhiri hidup. Tidak hanya itu, Jani juga mencoba melenyapkan janin di dalam kandungannya. Namun Tuhan berkata lain, janin itu kini telah menjelma menjadi bayi perempuan yang begitu cantik. 

Melihat senyum di bibir mungil bayinya itu seperti memberi penguatan. Cacian juga rundungan masih terus terdengar di telinganya. Tapi Jani tahu, ia harus tetap kuat demi anak semata wayangnya.


#Writober2020

#RBMIPJakarta

#Titik

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terimakasih untuk yang sudah membaca atau sekedar melihat tulisan ini.

Mari budayakan memberi apresiasi pada penulis dengan berupa sebuah komentar :)