Kepada Tuan yang dalam diam menyimpan makna,
Tahukah kamu, dahulu aku menyumpah-nyumpahimu?
Kepada Tuan yang dalam diam menyimpan makna,
Tahukah kamu, dahulu aku tak mengharap keberadaanmu?
Namun entah bagaimana,
Kita berada di satu titik.
Dan percikan-percikan ini penuhi rongga dada.
Entahlah denganmu bagaimana,
Kuharap pun hal yang sama.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Terimakasih untuk yang sudah membaca atau sekedar melihat tulisan ini.
Mari budayakan memberi apresiasi pada penulis dengan berupa sebuah komentar :)