Who's Following Me?

Senin, 18 Maret 2013

Om 'Jelek' itu Ayahku

Makin kesini makin sadar, bakat gue bukan di artikel. So... sok atuh diliat cerpen gue setelah sekian lama hibernasi


~ Aletha’s POV ~

Ugh om jelek, kenapa dia terus bertemu kami sih?

“Bunda, can we go?

Wait dear, we'll have lunch with Uncle Teddy, right?

“Umm… yes, Bun”

“Hey Luna!” seru om itu seraya memeluk bundaku. “And… Hi my little angel” ia membungkuk dihadapanku dan mengecup pipi.

Ugh… siapa dia? Seenaknya saja mengecup pipiku. Dan apa katanya? My little angel? You wish om!

Aku menatap om jelek dengan nanar. Bunda menyenggol lenganku. Aku menatap bunda, seolah berkata umm-ya-ya-ya.

“Hai Om Teri… ups sorry… Om Teddy” aku menyungingkan senyum lebar yang sama sekali tak ku ikhlaskan untuknya.

Om jelek malah tertawa. Aku benci melihatnyaaa!!

“Kalian mau pesan apa?” tanya om jelek dengan sebuah senyum tersungging di bibir. Dan sayangnya aku malah menemukan ketulusan didalam senyum itu. Ugh…

Aku memandangi gambar dihadapanku. Daging berbumbu yang dipanggang diatas bara api. Namanya sulit sekali, dengan perlahan aku berusaha melafalkannya. Tetapi kemudian tanpa aba-aba dan dengan sangat cepat (bagiku), bunda memesan nasi goreng untuknya dan… cream soup untukku! Ah tidak adil! Aku ingin daging panggang itu bunda!!!

“Bunda…” rajukku manja.

Yes, Dear?”

Can I eat this?” tanyaku dengan wajah melas seraya menunjuk gambar daging panggang itu.

“Hmm tapi bunda sudah memesankan cream soup untukmu, Letha” jawab bunda tenang, namun aku tahu pasti ia takkan terbantahkan.

“Luna, aku mau pesan itu. Jadi bagaimana kalau aku dan Letha bertukar makanan, kamu mau kan Letha?” tanya om Teri ups salah… Om Teddy hihihi.

Bertukar dengan om Teri? Iyeuuuuh. Ah tapi aku ingin daging panggang itu!!

“Umm aku mau” jawabku dingin.

“Tapi Ted…” sela bunda.

Oh come on, Bunda. Aku ingin daging panggang itu!!

“Nggak apa kok, Lun” kata om Teddy seraya tersenyum. Kemudian ia memesankan daging panggang itu untukku. Ya! untukku!! Yippieeee…



***

“Aku bersedia…” ujar bunda dihadapan semua orang.

“Silahkan mengecup mempelaimu” perintah seorang pendeta dihadapan mereka.

Ya... akhirnya bunda dan om Teddy menikah juga. Tante Tia menutupi mataku, tetapi katanya Om Jelek –maksudku Om Teddy mengecup bibir bunda dengan mesra. Mesra? Apa itu? Aku pun tak tahu. Ah sudahlah yang penting mereka saling mencintai. Ah cinta kata apa lagi itu? Lagi-lagi aku tak tau artinya.

Tante Tia melepaskan tangannya. Sekarang Bunda serta Om Teddy akan menuruni altar dan keluar dari gereja.

Inilah kesempatanku untuk memberikannya, pikirku.

Bunda dan Om Teddy mendekati tempat aku dan Tante Tia berada. Kemudian aku menyelipkan sebuah amplop di tangan Om Teddy.

“Terima kasih Letha” ujarnya seraya memberikan sebentuk senyuman.

Mereka berjalan terus hingga keluar dari gereja dan menaiki sebuah mobil sedan berwarna putih yang dihiasi bunga mawar merah. Indah sekali pokoknya. Sepertinya itu juga akan menjadi pilihanku nanti. Kata Tante Tia, mereka akan pergi berbulan madu. Apa maksudnya? Kali ini Tante Tia menjawabnya. Katanya aku akan memiliki adik.

“Yeeeeeey!!! Letha mau punya adiiiik!!”, teriakku lantang. Tante Tia sampai membekap mulutku. Semua pasang mata menatap kearah kami. Kemudian salah satu dari mereka tertawa. Bagai estafet mereka semua tertawa

Hahaha… Hahaha… Hahaha… begitu bunyinya

***

Epilog

~ Author’s POV ~

Dear Om Jelek Ganteng (Kata Tante Tia gak boleh bilang jelek lagi -_-),
source
Kamu boleh jadi suami bundaku dan tentunya… papa ah nggak! Nggak! Bagiku kamu tetap om Jelek Ganteng yang suka kasih aku daging panggang hihihi.
Tapi… kata tante Tia, kamu sama bundaku akan menghasilkan adik untukku ya? Ummm baiklah aku akan panggil kamu… papa mungkin? Ah tidak! tidak! Papaku cuma satu, sekarang udah di surga.
Tante Tia ngusulin buat manggil kamu ayah? Aku suka itu! Kamu suka gak? Suka gak suka harus itu! Yaudah aku panggil kamu ayah.
Makasih Ayah mau terima bunda jadi istri kamu, dan pastinya mau jadi ayahku.
Makasih Om Ganteng! Eh salah ding… Ayah Ganteng!
Dan oh iya… kalau kalian udah pulang dari bulan madu (emang ada ya nama tempat “bulan madu”? aneh!) kalian harus bawain aku adik!

XXOO (kata tante Tia ini artinya kecup-kecup-peluk-peluk)
Your Little Angel
Aletha

“Hahahaha” berakhirnya surat itu maka meledaklah tawa Teddy.

Why Dear?” tanya Luna.

Teddy menunjukkan surat di tangannya.

“Astaga Tiaaaaaa!!!!”

4 komentar :

Terimakasih untuk yang sudah membaca atau sekedar melihat tulisan ini.

Mari budayakan memberi apresiasi pada penulis dengan berupa sebuah komentar :)