Makin kesini makin sadar, bakat gue bukan di artikel. So... sok atuh diliat cerpen gue setelah sekian lama hibernasi
~ Aletha’s POV ~
Ugh om jelek, kenapa dia terus bertemu kami sih?
“Bunda, can we go?
“Wait dear, we'll have lunch with Uncle Teddy, right?”
“Umm… yes, Bun”
“Hey Luna!” seru om itu seraya
memeluk bundaku. “And… Hi my little angel”
ia membungkuk dihadapanku dan mengecup pipi.
Ugh… siapa dia? Seenaknya saja mengecup pipiku. Dan apa katanya? My
little angel? You wish om!
Aku menatap om jelek dengan
nanar. Bunda menyenggol lenganku. Aku menatap bunda, seolah berkata umm-ya-ya-ya.
“Hai Om Teri… ups sorry… Om Teddy” aku menyungingkan
senyum lebar yang sama sekali tak ku ikhlaskan untuknya.
Om jelek malah tertawa. Aku benci melihatnyaaa!!
“Kalian mau pesan apa?” tanya om
jelek dengan sebuah senyum tersungging di bibir. Dan sayangnya aku malah
menemukan ketulusan didalam senyum itu. Ugh…
Aku memandangi gambar
dihadapanku. Daging berbumbu yang dipanggang diatas bara api. Namanya sulit
sekali, dengan perlahan aku berusaha melafalkannya. Tetapi kemudian tanpa
aba-aba dan dengan sangat cepat (bagiku), bunda memesan nasi goreng untuknya
dan… cream soup untukku! Ah tidak
adil! Aku ingin daging panggang itu bunda!!!
“Bunda…” rajukku manja.
“Yes, Dear?”
“Can I eat this?” tanyaku dengan wajah melas seraya menunjuk gambar
daging panggang itu.
“Hmm tapi bunda sudah memesankan cream soup untukmu, Letha” jawab bunda
tenang, namun aku tahu pasti ia takkan terbantahkan.
“Luna, aku mau pesan itu. Jadi
bagaimana kalau aku dan Letha bertukar makanan, kamu mau kan Letha?” tanya om
Teri ups salah… Om Teddy hihihi.
Bertukar dengan om Teri? Iyeuuuuh. Ah tapi aku ingin daging panggang
itu!!
“Umm aku mau” jawabku dingin.
“Tapi Ted…” sela bunda.
Oh come on, Bunda. Aku ingin daging panggang itu!!
“Nggak apa kok, Lun” kata om
Teddy seraya tersenyum. Kemudian ia memesankan daging panggang itu untukku. Ya!
untukku!! Yippieeee…
***
“Aku bersedia…” ujar bunda
dihadapan semua orang.
“Silahkan mengecup mempelaimu”
perintah seorang pendeta dihadapan mereka.
Ya... akhirnya bunda dan om Teddy menikah juga. Tante Tia menutupi mataku, tetapi
katanya Om Jelek –maksudku Om Teddy mengecup bibir bunda dengan mesra. Mesra?
Apa itu? Aku pun tak tahu. Ah sudahlah yang penting mereka saling mencintai. Ah
cinta kata apa lagi itu? Lagi-lagi aku tak tau artinya.
Tante Tia melepaskan tangannya.
Sekarang Bunda serta Om Teddy akan menuruni altar dan keluar dari gereja.
Inilah kesempatanku untuk memberikannya, pikirku.
Bunda dan Om Teddy mendekati
tempat aku dan Tante Tia berada. Kemudian aku menyelipkan sebuah amplop di
tangan Om Teddy.
“Terima kasih Letha” ujarnya
seraya memberikan sebentuk senyuman.
Mereka berjalan terus hingga
keluar dari gereja dan menaiki sebuah mobil sedan berwarna putih yang dihiasi
bunga mawar merah. Indah sekali pokoknya. Sepertinya itu juga akan menjadi
pilihanku nanti. Kata Tante Tia, mereka akan pergi berbulan madu. Apa
maksudnya? Kali ini Tante Tia menjawabnya. Katanya aku akan memiliki adik.
“Yeeeeeey!!! Letha mau punya
adiiiik!!”, teriakku lantang. Tante Tia sampai membekap mulutku. Semua pasang
mata menatap kearah kami. Kemudian salah satu dari mereka tertawa. Bagai
estafet mereka semua tertawa
Hahaha… Hahaha… Hahaha… begitu
bunyinya
***
Epilog
~ Author’s POV ~
Dear Om Jelek Ganteng (Kata
Tante Tia gak boleh bilang jelek lagi -_-),
![]() |
source |
Kamu boleh jadi suami bundaku dan
tentunya… papa ah nggak! Nggak! Bagiku kamu tetap om Jelek Ganteng yang suka
kasih aku daging panggang hihihi.
Tapi… kata tante Tia, kamu sama
bundaku akan menghasilkan adik untukku ya? Ummm baiklah aku akan panggil kamu…
papa mungkin? Ah tidak! tidak! Papaku cuma satu, sekarang udah di surga.
Tante Tia ngusulin buat manggil kamu
ayah? Aku suka itu! Kamu suka gak? Suka gak suka harus itu! Yaudah aku panggil
kamu ayah.
Makasih Ayah mau terima bunda jadi
istri kamu, dan pastinya mau jadi ayahku.
Makasih Om Ganteng! Eh salah ding…
Ayah Ganteng!
Dan oh iya… kalau kalian udah pulang
dari bulan madu (emang ada ya nama tempat “bulan madu”? aneh!) kalian harus
bawain aku adik!
XXOO (kata tante Tia ini artinya
kecup-kecup-peluk-peluk)
Your Little Angel
Aletha
“Hahahaha” berakhirnya surat itu
maka meledaklah tawa Teddy.
“Why Dear?” tanya Luna.
Teddy menunjukkan surat di
tangannya.
“Astaga Tiaaaaaa!!!!”
wah suka nulis cerpen juga? sama nih kita. follow balik yaa http://cuilakorai.blogspot.com/
BalasHapusiya suka kak :)
Hapuscerpennya unyu, aku suka;)
BalasHapusmakasih :)
Hapus